Usman Suhuriah Luncurkan Buku ‘Jangan Melambat di Lajur Cepat’

Usman Suhuriah Luncurkan Buku ‘Jangan Melambat di Lajur Cepat’

Mamuju, Deskriptif.co.id – Wakil Ketua DPRD Sulawesi Barat, Usman Suhuriah meluncurkan buku berjudul ‘Jangan Melambat di Lajur Cepat’, Selasa (21/9/21).

Peluncuran buku dengan sub tema ‘Membangun Sulbar Membangun Indonesia’ ini dilaksanakan melalaui Media Gathering yang berlangsung di M Coffee Mamuju, Jl. Pattalunru, Rimuku, Mamuju.

Sekira 30 an wartawan hadir dalam media gathering ini, baik media cetak, elektronik maupun online.

Di hadapan wartawan, Usman Suhuriah menyampaikan, buku yang terdiri 73 tema ini ditulis dengan gaya populer berisi telaah, fakta, data dan fenomena yang dihadapi oleh provinsi Sulawesi Barat selama ini. Buku ini merupakan ‘Kado’ untuk Sulbar yang telah memasuki usia ke 17 Tahun.

“Fakta, data dan fenomena yang tertuang dalam buku ini harus dikelola bila Sulawesi Barat berniat mengejar ketertinggalannya dari provinsi lain. Fakta dan fenomena yang dimaksud soal IPM (Indeks Pembangunan Manusia), reformasi birokrasi, akutnya ketergantungan keuangan daerah kepada pemerintah pusat, angka kemiskinan, pengangguran, pentingnya regulasi dan karakter kepemimpinan yang diperlukan, adalah masalah-masalah yang harus dihadapi daerah ini. Ini fenomena utama yang antaranya ditulis dalam buku ini,” kata Usman.

Fenomena ini, menurut Usman, memerlukan tindakan taktis seperti bagaimana menemukan sumber pendapatan baru, dan bagaimana potensi sumberdaya alam, sungai, laut dan lahan tidur dapat dimaksimalkan.

“Semua ini memerlukan “soft power” dimana pemerintah daerah kita harus kuat. Pemerintah daerah kita dapat menjalankan fungsi solidariti maker, mengarahkan kemampuan semua pihak untuk mengkonsolidasi dan tidak diharapkan jalan sendiri. Karena itu di buku ini disinggung soal pentingnya gerakan seiring, serentak seperti bagaimana hubungan provinsi dengan kabupaten-kabupaten, bagaimana penganggaran yang jitu karena kapasitasnya kecil sehingga berarti wajib fokus ke penyelesaian masalah dan seterusnya,” jelasnya.

Hal lain, kata politisi Golkar itu, tulisan yang berkaitan dengan watak dan karakter yang tidak mendukung percepatan kemajuan, seperti konflik dan faksi-faksi politik lokal adalah membutuhkan pengelolaan.

“Fakta seperti ini jangan tidak dihitung bila pikiran pemerintah daerah berpikir utuh dan holistik. Peran perguruan tinggi yang bersifat non aktif, ormas-ormas, organisasi masyarakat sipil, pihak swasta dan semua elemen yang ada seharusnya menjadi motor untuk memberikan power percepatan. Yang percepatan ini penting karena suka tidak suka, saat ini kita semuanya sedang berjalan di atas jalur cepat,” ungkapnya.

“Jalur cepat yang dimaksud, karena perubahan-perubahan yang ada itu lebih cepat dari yang kita duga. Perubahan yang cepat ini makin bermasalah oleh karena pesaing kita seperti daerah/provinsi lain sudah lebih awal memiliki percepatan dan perkuatan dibanding kita,” tambah dia. (Adv)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *