18 Tahun Sulbar Momen Wujudkan Kemandirian dan Kolaborasi
Deskriptif.co,id, Mamuju – Sulawesi Barat menapaki usia 18 tahun sejak resmi dimekarkan dari Sulawesi Selatan pada 22 September 2004 lalu. Di Hari Jadi Sulawesi Barat ke-18 ini harusnya bisa menjadi daerah otonom dalam arti sesungguhnya yakni mandiri secara fiskal.
Namun faktanya, hingga saat ini Sulawesi Barat masih menggantungkan kekuatan fiskalnya pada transfer dana dari pemerintah pusat. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menentukan salah satu tujuan daerah otonom yakni mandiri secara fiskal yang tidak lagi ketergantungan dengan pemerintah pusat.
Akmal mengungkapkan ada 225 daerah otonomi baru yang dimekarkan sejak 1999 hingga 2014, termasuk Sulawesi Barat sebagai provinsi ke -33. Tentu, dia selaku Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri terus memantau daerah pemekaran tersebut.
“Persoalan keterbatasan, sumber daya alam, manajemen, fiskal terbatas adalah persoalan yang dihadapi hampir seluruh daerah otonom,” ujar Akmal Malik
Akmal menambahkan, empat bulan menjadi penjabat gubernur dia menyadari tidak mudah memimpin daerah otonom baru. Dengan kondisi Sulawesi Barat saat ini, dua berterima kasih kepada gubernur sebelumnya Anwar Adnan Saleh dan Ali Baal Masdar, namun Sulawesi Barat masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
“Tidak ada pilihan lain, satu kata harus kolaborasi. Mari introspeksi diri,” tambah Akmal.
Akmal menjelaskan membangun Sulawesi Barat diperlukan sebuah sistem. Dirinya dipercaya memegang kendali pemerintahan, bagai memegang setir, namun sebuah sistem tidak akan bisa bergerak cepat jika terdapat penghambat.
“Kita adalah sebuah sistem, saya ditugaskan memegang setir. Tetapi remnya dipegang oleh semuanya, tidak mungkin kita bisa melakukan sesuatu jika seolah-olah di dalam ada yang injak rem,” ujar Akmal Malik.
“Komunikasi yang baik adalah sesuatu yang niscaya kita bangun ke depan. Tidak ada yang sempurna. Ketidaksempurnaan itu harus diatasi dengan kolaborasi dan sinergitas,” tambahnya.
Sedangkan, Ketua DPRD Sulawesi Barat, Sitti Suraidah Suhardi mengharapkan, di hari jadi Sulawesi Barat yang ke-18 menjadi wadah bagi semua pihak untuk menyatukan komitmen pembangunan ke depan. Momen ini menjadi wadah kebersamaan untuk satu komitmen dalam setiap denyut akselerasi, sehingga kepentingan bersama dapat terintegresi dengan baik pula.
“Kolaborasi adalah hadir dengan menjalankan peran masing masing bukan dengan hadir menggerus otoritas pihak lain. Salah satu racun kolaborasi, ketika kita hadir secara sadar atau tidak dengan otoritas yang bukan pada tempatnya,” tutup Suraidah. (ru)