Pemkab Mamuju Launching Program Bantuan Pangan untuk Tangani Stunting

Pemkab Mamuju Launching Program Bantuan Pangan untuk Tangani Stunting

Deskriptif.co.id, Mamuju – Pemkab Mamuju melaunching program ‘Pemberian bantuan makanan untuk anak dan ibu hamil terindikasi Stunting’ di Taman Karema, Selasa (11/04/23). Program ini sebagai bentuk keseriusan Pemkab Mamuju dalam penurunan angka stunting.

Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi menghadiri langusng launching program ini. Turut hadir pula Kepala Dinkes Mamuju, dr Acong, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Mamuju, Lukman Sanusi serta pihak TNI Polri, Bulog, dan perbakan.

Dalam acara ini juga berlangsung penandatanganan MoU antara Pemkab Mamuju dengan sejumlah perguruan tinggi kesehatan di ibu kora provinsi ke-33 itu, yakni Poltekkes Kemenkes, Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah, Stikes Andini serta Universitas Sulbar Manarang.

Kepala Dinkes Mamuju, dr Acong mengatakan, program ini merupakan program kolaborasi yang dimaksudkan untuk menurunkan angkat stunting. Saat in, sekitar  5346 anak berisiko stunting yang perlu menjadi perhatian semua pihak dalam penanganannya.

“Saat ini angka prevalensi stunting Mamuju berada di bawah angka stunting Sulbar yakni 35 persen . Karena itu harus memperketat intervensi penanganan stunting,” kata Acong.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mamuju, Lukman Sanusi mengungkapkan, melalui program ini akan disalurkan bantuan pangan untuk 1900 orang anak. Pihaknya akan menyasar anak yang termasuk ke dalam tiga kriteria, yakni anak stunting, gizi buruk, serta failure to thrive atau gagal tumbuh.

“Paket yang diberikan berisikan beras, kacang ijo, santan instan, serta gula pasir dan minyak kelapa. Paket ini mulai akan didistribusikan hari ini sampai 3 bulan ke depan,” ungkap Lukman.

Sedangkan, Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi menegaskan kepada para kepala puskesmas untuk mengawasi penyaluran bantuan pangan ini lewat program posyandu. Dia berharap inovasi ini bisa menurunkan angka stunting di Mamuju dan tidak ingin ada bantuan yang tidak tersalurkan dengan baik.

“Ayo kita masifkan kembali gerakan posyandu dengan program ini. Ini juga sebagai cambuk, karena Sulawesi Barat masih berada pada posisi ke dua tertinggi dengan angka prevalensi stunting mencapai 35 persen pada tahun 2022,” ujar Sutinah.

Sutinah menambahkan, berdasarkan data SEGI Mamuju berada pada posisi ke-empat tertinggi di Sulawesi Barat. Karena itu dia sangat optimis melalui program ini dapat menekan angka stunting

“Meski angka tersebut memprihatinkan, namun kita tidak boleh berpatah semangat. Sutinah meyakini dengan berbagai langkah serta inovasi, Mamuju akan bisa lebih baik, dan Mamuju Keren Tanpa Stunting bukan hal mustahil untuk diwujudkan. (adv)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *