Dokter Forensik Polda Sulbar Bantu Identifikasi Korban Longsor Tambang Emas di Suwawa Timur

Dokter Forensik Polda Sulbar Bantu Identifikasi Korban Longsor Tambang Emas di Suwawa Timur

Deskriptif.co.id, Gorontalo – Tim dokter forensik dari Kepolisian Daerah Sulawesi Barat (Polda Sulbar) dikerahkan untuk membantu proses identifikasi korban longsor di lokasi tambang emas di Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Tim Operasi DVI Pusdokkes Polri yang tiba di lokasi segera melakukan identifikasi terhadap jenazah yang telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Gorontalo.

Proses identifikasi dilakukan untuk memastikan identitas korban dan membantu keluarga yang kehilangan anggota keluarganya dalam bencana tersebut.

Dokter Forensik Polda Sulbar, IPTU dr Andi Iqbal Iskandar, menyatakan identifikasi dilakukan melalui berbagai metode, termasuk pemeriksaan sidik jari, rekam medis, dan DNA jika diperlukan.

“Kami berupaya melakukan yang terbaik,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (13/7/2024).

Sementara itu, Karodokpol Pusdokkes Polri, Brigjen Pol dr A Nyoman Eddy Purnama Wirawan mengungkapkan, enam orang personel Dokkes Polri ditunjuk sebagai Tim Operasi DVI termasuk dirinya.

“Semua tim yang bekerja berupaya secepat mungkin untuk mengidentifikasi korban agar bisa segera diserahkan kepada keluarga mereka,” singkatnya.

Diketahui, longsor tersebut terjadi pada Minggu, 7 Juli 2024, dan menelan banyak korban jiwa.

Hingga Selasa, 9 Juli 2024, sebanyak 23 orang dilaporkan meninggal dunia, dan puluhan lainnya masih hilang.

Evakuasi korban dilakukan dengan bantuan helikopter milik Polri mengingat akses jalan yang sulit dijangkau.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Gorontalo, Heriyanto, menyebutkan bahwa operasi pencarian dan evakuasi masih terus berlanjut.

“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, dan relawan, untuk mencari korban yang masih hilang,” kata Heriyanto.

Tragedi ini mengingatkan kembali akan bahaya penambangan ilegal dan pentingnya keselamatan kerja di lokasi tambang.

Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah tegas untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. (rls)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *