Pernikahan Usia Anak Tinggi, Pemuda Harus Jadi Penggerak Pencegahan
Mamuju, Deskriptif.co.id – Pelopor Muda Inspirasi Kesehatan Sulawesi Barat menggelar sosialisasi dengan tema Pendewasaan Usia Nikah, Menuju Indonesia Maju dan Unggul. Kegiatan ini rencananya dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 1 – 3 Desember 2020.
Ketua Pelopor Muda Inspirasi Kesehatan Sulawesi Barat Suriadi Fihly menuturkan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pernikahan usia Dini. Mengingat Sulawesi barat masih memiliki angka pernikahan usia dini yang sangat tinggi.
Ia menyebutkan data statistik tahun 2015, terdapat 11,58 persen menikah di bawah usia 16 tahun. Kemudian laporan BPS pada 2016 menyebutkan perkawinan anak di Sulbar menempati urutan pertama di Indonesia dengan nilai 37 persen. Sedangkan tahun 2019 Sulawesi Barat menduduki peringkat pertama perkawinan anak usia dini.
“Dari data di atas menjadi perhatian serius kami, untuk menekan angka tersebut. Sehingga kami berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan ini. Lembaga ini juga konsen memperhatikan dan mendampingi permasalahan kesehatan di Sulawesi Barat,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Hamzih menuturkan, angka pernikahan anak berbanding lurus dengan angka perceraian yang juga tinggi.
“Dan yang lebih banyak menggugat adalah perempuan,” bebernya.
Hamzih berharap dengan kegiatan tersebut, lahir penggerak yang akan melakukan pendidikan untuk mencegah meningkatnya pernikahan anak. Mulai dari edukasi bahwa menikah itu harus sesuai undang-undang, batas umur boleh menikah.
“Sampai aspek kedewasaan diri untuk memahami apa arti pernikahan itu,” jelasnya.
Kata Hamzih, termasuk pemahaman tentang aspek kesehatan bagi pasangan muda. Karena tidak menutup dikemudian hari ada masalah yang berkaitan dengan kesehatan disebabkan karena pernikahan dibawa umur.
“Bagaimana menahan diri untuk bisa tidak nikah di usia dini,” pungkasnya. (il)