Tempurung Kelapa Milik Sulbar Akan Diekspor ke Dua Negara

Tempurung Kelapa Milik Sulbar Akan Diekspor ke Dua Negara

MAMUJU, Deskriptif.co.id – Sebanyak 40 ton tempurung kelapa akan diekspor ke dua negara yakni Mesir dan Jordania dalam waktu dekat. Hal itu terungkap dalam pertemuan Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Agus Daryono dengan Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar di Rujab Gubernur Sulbar, Selasa (16/3/2021).

“Tadi kita melakukan pertemuan singkat dengan pihak balai pertanian, dan rencana kita akan mengekspor sekitar 30 hingga 40 ton tempurung kelapa dengan  tujuan dua Negara ke Mesir dan Jordania,” kata ABM setelah menerima rombongan Stasiun Karantina Pertanian Mamuju.

Lanjut, dirinya mengapresiasi dan memberikan dukungan yang besar kepada pihak balai pertanian yang telah melakukan suatu langkah maju dengan memanfaatkan limbah pertanian seperti tempurung kelapa.

“Sehingga memiliki nilai jual di luar negeri dan hal tersebut mampu menggerakkan perekonomian Sulbar,” tambahnya.

Ia pun berharap hal tersebut dapat segera terwujud dengan melakukan ekspor tempurung kelapa perdana ke luar negeri dan negara lainnya sehingga berdampak positif bagi pembangunan Sulbar.

“Jika ini terwujud, akan  mampu menggerakkan ekonomi di Sulbar dan juga mengerakkan tenaga kerja di daerah utamanya di pabrik briket sehingga dapat menambah penghasilan  untuk masyarakat sekitar kedepan,” ungkap ABM.

Sedangkan, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II B Mamuju, Agus Daryono mengemukakan, pertemuan tersebut dalam rangka membahas persiapan ekspor briket (tempurung kelapa) dari Sulawesi Barat ke Negara Jordania dan Mesir.

“Briket atau batok kelapa itu adalah limbah tetapi bisa dimanfaatkan dan bisa menjadi nilai tambah untuk menjadi penghangat ruangan dan juga sebagai pembakaran untuk makanan,” ujar Agus Daryono

Agus juga mengemukakan, sejauh ini briket sudah diekspor namun terdapat sedikit kendala akibat dampak pandemi Covid-19 dengan melonjaknya harga sewa kontainer hingga 300 persen.

“Jadi biaya kontainer naik hampir 300 persen dari biasanya satu kontainer 40 Vit sebesar  Rp.30 juta menjadi Rp.130 juta, makanya kami dari karantina selalu mendorong terus bagaimana problem yang ada dapat diselesaikan secara  bersama-sama dan juga diharapkan catatan ekspor dari briket dapat tercatat di Sulbar, sehingga dapat memberikan benefit pembangunan di Provinsi Sulawesi Barat nantinya,” tutupnya.(Adv/hn)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *