Ikan dan Cabai Sumbang Inflasi di Mamuju

Ikan dan Cabai Sumbang Inflasi di Mamuju

Deskriptif.co.id, Mamuju – Ikan dan cabai ternyata bisa bikin pusing pemerintah. Komoditas ini menyumbang inflasi di Mamuju. BPS mencatat inflasi pada di Mamuju yakni 3,21 persen.

Asisten II Bidang Perekonomian Pembangunan Setda Sulbar, Khaeruddin Anas baru saja mengumpulkan Pemkab Mamuju dan Bank Indonesia Sulbar membahas tingginya inflasi tersebut di Kantor Gubernur Sulbar, Selasa, 28 Juni.

Khaeruddin Anas menjelaskan, salah satu penyumbang inflasi yakni ikan. Termasuk di antaranya jenis ikan cakalang. Bukan hanya itu, cabai dan bawang juga turut mengerek inflasi.

BPS mencatat, komoditas yang masuk di kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang inflasi 1,30 persen. “Kami akan selesaikan dulu persoalan ikan. Supaya jangan tiap tahun bikin masalah inflasi,” tuturnya.

Menekan inflasi tersebut, Pemprov Sulbar akan bekerja sama dengan Pemkab Mamuju untuk menyelesaikan persoalan inflasi ini. Skemanya baru akan dibahas. “Integrasi kita yah melihat di lapangan utamanya perikanan dari nelayan tangkap,” ungkapnya.

Seperti diketahui, inflasi di kota Mamuju terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,30 persen.

Ada juga kelompok pakaian dan alas kaki 0,72 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,08 persen; kelompok kesehatan 0,02 persen; kelompok transportasi 0,71 persen.

Selain itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,21 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,12 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,04 persen.

Dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,64 persen, sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,06 persen.

Ketua HIPMI Mamuju, Andi Aso meminta agar pemerintah turun tangan. Hal ini untuk mengatasi lambatnya pergerakan ekonomi di Sulbar. “Inflasi tersebut pertumbuhan ekonomi di daerah kita memang sedikit melambat,” ungkapnya.

Hal yang perlu digenjot kata Andi Aso yakni memacu invetasi di Mamuju. Apalagi melihat tren invetasi positif. Ia melihat berdasarkan data investasi penanaman modal dari PTSP Mamuju yang mengalami peningkatan 45, 72 % pada akhir tahun 2021. “Ini yang perlu kita jaga,” jelasnya.

HIPMI pun akan bersinergi dengan pemerintah agar bisa berkontribusi dalam menaikkan perekonomian daerah. Apalagi, HIPMI merupakan organisasi yang menaungi pengusaha dan melakukan pendampingan kepada pelaku usaha, baik yang baru mulai maupun yang sudah berjalan, terlebih khusus kepada pelaku UMKM.

“Harapan kami HIPMI dan pemerintah bisa berjalan bersama dan bersinergi dalam membangun perekonomian kabupaten Mamuju,” tuturnya. (nasrullah/ilham/frendy)

Bagikan ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *