Sandeq Race Bisa Bikin Wisata Sulbar Kembali Bergairah

Deskriptif.co.id, Mamuju – Dua tahun pandemi tahun 2019-2021, Sulbar tanpa Festival Sandeq Race. Kerinduan akan festival ini pun akan diobati. Pemprov Sulbar akan kembali menghelat event maritim ini pada Agustus-September 2022. Adanya event ini diharap kembali menggeliatkan pariwisata di Sulbar.
Kepala Dinas Pariwisata Sulbar Muhammad Farid menjelaskan, kegiatan kebudayaan ini diharapkan bisa menimbulkan dampak ekonomi. Termasuk meningkatkan jumlah kunjungan karena pelancong bisa berdatangan ke Sulbar. “Jadi ini juga daya tarik wisatawan,” jelasnya.
Hal lain yang akan dibuat yakni pameran ekonomi kreatif. Di setiap titik persinggahan perahu Sandeq akan ada Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) di sekitar lokasi. Belum lagi, jika rutenya dari Sulbar ke Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, promosi wisata dapat dilakukan di lokasi tersebut. Jalannya dengan membuat pemeran UMKM di lokasi.
“Jadi seluruh produk-produk yang ada di Sulbar akan dipamerkan di salah satu tempat finis Sandeq Race itu berada,” ungkapnya.
Konsep Sandeq Race Digodok
Tahun ini, lomba perahu tradisional tercepat Nusantara ini rencananya digelar dengan konsep terbaru yakni, Sandeq Race 2022, Sulbar to Ibu Kota Nusantara (IKN). Konsep ini benar-benar menantang karena sebelumnya hanya berlayar menyisir pesisir Sulbar, Mamuju ke Makassar, Sulsel. Kali ini, perahu tradisional suku Mandar ini akan membelah selat Makassar. Rutenya dari Polman-Mamuju menuju IKN.
Staf ahli bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Mohammad Ali Chandra yang menjadi penanggung jawab helatan ini. Ia menjelaskan, Sandeq Race disiapkan Pemprov Sulbar untuk tetap akan dilaksanakan. Saat ini sudah memasuki tahap kajian untuk melihat kelayakan Sulbar ke IKN.
Ali membeberkan wacana ini karena usulan Penjabat Gubernur Sulbar, Akmal Malik. Saat itu, sebelum bertolak ke lokasi pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke IX tingkat Provinsi Sulbar di Kabupaten Majene, Penjabat Gubernur Sulbar, Akmal Malik ditemani sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) singgah meninjau Pelabuhan Palipi, Sendana.
Saat di Pelabuhan itu, Penjabat Gubernur ditemani Bupati Majene Andi Achmad Syukri Tammalele dan Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar sambil meninjau Pelabuhan terjadi percakapan Sandeq Race untuk digelar tahun ini.
Penjabat Gubernur ingin agar rute Sandeq Race diubah. Jikalau Sandeq star dari Mamuju menyisir pesisir Sulbar: Majene dan Polman hingga ke pesisir Sulawesi Selatan finis di Makassar, maka tahun ini finis di Ibu Kota Nusantara (IKN). Ide kemudian menjadi pembahasan-pembahasan serius OPD Sulbar. Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Pemprov Sulbar Mohammad Ali Chandra menjadi penanggung jawab untuk merealisasikan ide tersebut.
Ada filosofi di balik keinginan Penjabat Gubernur yang juga Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kemendagri ini untuk melayarkan perahu tradisional suku Mandar ke IKN. Pertama, Sulbar ingin meneguhkan dirinya sebagai provinsi yang menopang IKN. Kedua, membuktikan ketangguhan pelaut-pelaut Mandar.
Hanya saja, pelaksanaannya dibutuhkan kesiapan yang matang. Apalagi jika benar-benar dijalankan pada Agustus 2022. Hal inilah yang menjadi perbincangan dan berkembangannya sejumlah masukan. Pertama, rute Sulbar ke IKN merupakan rute baru Sandeq Race dengan risiko tinggi karena membelah Selat Makassar.
Kedua, kesiapan peserta Sandeq Race untuk menyiapkan perahunya. Ketiga, pengamanan dan keselamatan peserta Sandeq Race ketika melewati rute tersebut. Keempat, dukungan finansial yang harus dituntaskan. Hal ini pembahasan-pembahasan pelaksana.
Sebagai rute baru, kata Ali Chandra, hasil pertemuan dengan nelayan di Polman dan masukan-masukan nelayan dan ahli. Jika sebelum 17 Agustus maka waktu yang kurang disiap. Maka muncul opsi medio setelah 17 Agustus sampai September. Medio ini ada momen yang saling mengisi antara perayaan Kemerdekaan (17 Agustus) dan Hari Ulang Tahun Sulbar (22 September).
“Rute dari pesisir Silopo-Majene; Majene-Deking; Deking ke Pulau Ambo. Nah, dari Pulau Ambo melewati Selat Makassar. Usulannya, Sandeq-sandeq ini ditonda saat menuju ke Pulau Ambo. Baru saat di Pulau Ambo ke pulau terluar inilah baru dibuatkan agenda,” ungkap Ali saat jumpa pers perkembangan Sandeq Race didampingi Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfopers) Sulbar, Mustari Mula di Hotel Maleo, Mamuju, Senin, 27 Juni.
Hanya saja, lanjut Ali, panitia masih mengkaji agenda berikutnya dari Pulau Terluar Sulbar ini. Pilihannya ada berlayar ke Balikpapan atau Penajam Paser Utara. “Ini masih dalam kajian bersama. Termasuk melibatkan kapal penyelamat yang melibatkan TNI di rute-rute tersebut. Kita masih bahas. Mudahan-mudahan bisa terlaksana,” tutur mantan Kepala Biro Kesra Pemprov Sulbar ini.
Begitu pun dengan anggaran, Pemprov juga masih menghitung totalnya. Apalagi, perubahan rute ini membuat biaya lebih besar daripada pelaksanaan sebelumnya. “Masih kita hitung semua. Berapa yang dibutuhkan nelayan dan biaya-biaya lainnya,”
Mustari Mula juga berharap agenda Sandeq Race yang tidak terlaksana selama dua tahun ini bisa terlaksana kembali. “Mudah-mudahan kita bisa mewujudkan helatan ini,” pungkasnya. (nasrullah/ilham)